FIB-UBH Perbaharui MoU Dengan Max Planck Institute Jerman

26 April 2013

Bunghatta.ac.id. Max Planck Institute for Evolutionary Antrhopolgy Leipzig,German kembali memperbaharui MoU dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung Hatta. MoU tersebut di perbaharui kembali sejak ditanda tangani pada tahun 2006. Naskah MoU tersebut di tanda tangani oleh Direktur Max Planck Jerman, David Gill dan Rektor UBH Prof. Niki Lukviarman, di Ruang Sidang Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan, Jumat,26/4.

David Gill mengunkapkan, kekayaan bahasa, budaya dan suku bangsa yang dimiliki di Indonesia belum semuanya bisa dikenal dan dicintai oleh bangsa Indonesia sendiri, bahkan kekayaan tersebut sering terabaikan dan ditinggalkan, sedihnya lagi generasi bangssa ini sangat mudah terpengaruh oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sebaliknya orang asing justru sangat tertarik meneliti dan mempelajari keberagaman bahasa dan budaya yang ada di Indonesia.

Ia menambahkan, pembaharuan naskah kerjasama antara kedua lembaga perguruan tinggi ini, sebelumnya sudah di isi dengan berbagai kegiatan. Artinya penandatanganan kerjasama di bidang linguistik ini diawali dengan sejumlah kegiatan.

Rektor UBH, Prof. Niki Lukviarman, mengaku sangat gembira atas kerjasama ini, karena David Gill Direktur Max Planck Jerman kembali bersedia dan memberikan kesempatan kepada UBH khususnya Fakultas Ilmu Budaya dalam memperpanjang kerjasama tersebuti.

�Kita patut berterima kasih kepada Dekan FIB serta tim yang telah berusaha menghadirkan kembali Max Planck Institute Jerman di UBH. Tinggal lagi bagaimana kita memanfaatkan dan mengembangkan penelitian-penelitian di bidang bahasa dan budaya ini,� tutur Niki.

Sementara itu Dekan FIB Dra. Puswawati,MS.i di damping Dr.Yusrita Yanti, SS, M.Hum dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, tanpa bahasa kita tidak bisa berkomunikasi, dan apabila kita salah mengucapkan bahasa dan pemakaian kosa kata, akan timbul kesalahpahaman yang akan berdampak terhadap krisis-krisis budaya, hal itu disebabkan karena tidak memahami bahasa dan budaya itu sendiri.

�Dengan melakukan penelitian terhadap budaya dan bahasa, kita akan tahu bagaimana budaya dan bahasa di suatu daerah,� timpal Yusrita Yanti. (**Indrawadi-Humas UBH).

Copyright © 2018 Pustikom Universitas Bung hatta